Hawa
nafsu adalah bagian dari fitrah manusia yang sulit dikendalikan,
apalagi manusia sedang berada di lingkungan yang ekstrim terhadap godaan
nafsu. Sepertinya, inilah plot/alur cerita yang dipilih oleh
Habiburrahman dalam novelnya yang berjudul Bumi Cinta. Alur cerita ini
akan memberikan pencerahan jiwa kepada pembaca setiap bab, karena secara
keseluruhan, novel itu menegaskan, bahwa hidup di lingkungan yang eks
Atheis dan penduduknya sangat minim memeluk agama, maka hidup di
lingkungan seperti itu memerlukan perjuangan yang kuat dalam
mempertahankan iman dan kesucian tubuh.
Novel ini bercerita
tentang seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas yang ditugaskan
oleh Profesor Najmuddin untuk melakukan penelitian tentang sejarah Islam
di Rusia, fokus pada Kehidupan Umat Islam Rusia di Masa Pemerintahan
Stalin. Ayyas melaksanakan tugas itu harus berusaha keras meniti
kehidupan di negara yang dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi seks
bebas. Aplagi Ayyas tinggal di apartemen bersama dua perempuan Rusia
bernama Yelena dan Linor yang setiap hari berpenampilan seperti binatang
jalang, sehingga mau tidak mau Ayyas harus bersabar menempuh ujian
godaan hawa nafsu yang sering terpancing oleh keindahan tubuh kedua
perempuan Rusia itu. Tidak hanya itu yang menjadi tantangan Ayyas
menyelesaikan tesisnya, yaitu Ayyas dibimbing oleh seorang gadis Rusia
yang paling cantik dibandingkan dengan Yelena dan Linor.
Novel Bumi Cinta
bertajuk Islamik, berdasarkan latar belakang pengarang yang merupakan
lulusan Al Azhar University Cairo. Setiap bab novel Bumi Cinta, pembaca
disuguhkan dengan nilai agama Islam yang sangat kental, apalagi novel
ini bercerita banyak tentang sejarah Islam di Rusia, maka Bumi Cinta
memberikan pencerahan bagi pembacanya.
***
“Sudah Dev, cepetan yuk,
jangan bercanda terus. Masya Allah dingin sekali Dev. Ini aku sudah
rangkap empat lho. Plus jaket tebal yang kubeli di New Delhi….”
(halaman 11) Dari potongan dialaog tersebut, penulis memberikan gambaran
latar suasana Rusia yang dingin di bagian sub bab ke dua, dan merupakan
awal permulaan cerita yang menggambarkan salah satu karakteristik
Rusia. Sedangkan, bagian cerita yang difokuskan oleh penulis di mulai
ketika David bertanya kepada Ayyas, yaitu “Nonik-nonik Rusia ini
terkenal cantik-cantik. Nanti kau buktikan saja. Apa kau masih rapuh
melihat wanita cantik?” (halaman 18).
David yang merupakan
teman SMP Ayyas, ternyata dia sudah menjalani hidup bebas ketika
kuliah di Singapura dan pindah ke Rusia. Ayyas kaget mendengar cerita
tentang David setelah lulus SMA, “hidup bebas, tanpa ada aturan
ini-itu”. Cerita tersebut merupakan bagian tambahan yang akan mengawali
cerita yang menjadi inti novel Bumi Cinta.
Berdasarkan
karakteristik novel Bumi Cinta, Islamik, pada halaman 40 terdapat surah
Al Baqoroh ayat 45, yaitu “Dan mohonlah pertolongan Allah dengan sabar
dan shalat. Dan shalat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang
khusuk”. Inilah yang membuktikan bahwa penulis mendapatkan ide menulis
novel dari Al Quran—kisah Nabi Yusuf yang ingin diperkosa oleh seorang
wanita, akan tetapi Nabi Yusuf menolak dan memohon pertolongan kepada
Allah agar terhindar dari dosa besar—dalam novel Bumi Cinta pada halaman
368-370. Cerita yang ada di halaman 368-370 disambung di halaman 472,
yaitu “…Dan jika kau sudah bisa sujud lima kali sehari carilah
pendamping hidup yang memiliki keteguhan iman mirip Yusuf
‘alaihissalam”. Dari cuplikan dialog tersebut tertuju kepada pelaku
utama, Ayyas, seperti yang dipaparkan penulis di halaman 368-370.
Dalam novel Bumi Cinta,
penuli menyinggungan tentang Zionis Israel dan sekutunya yang sering
memberitakan hal-hal terbalik tentang Islam, menyinggung tentang
politik, dan penulis sengaja memaparkan sejarah Islam di Rusia dan
sejarah Islam yang digambarkan di dalam Al Quran, seperti sejarah
Firaun, Nabi Yusuf, dan lain-lain. Penulis membebankan kepada Linor
sebagai tokoh yang terlibat di Agen Zionis Israel, Yelena merupakan
tokoh yang dilibatkan dengan politik (pernah “melayani” pejabat asal
Indonesia), dan penulis menjadikan sejarah sebagai acuan pokok yang
dibebankan oleh tokoh utama, Ayyas. Dari ketiga permasalahan tersebut
memberikan nilai plus pada novel Bumi Cinta, kelebihan, menjadi pembeda
yang jelas dengan novel penulis lain, menjadi inspirasi pembaca, dan
tambahan ilmu pengetahuan, serta pendidikan moral yang kental. Oleh
karena itu, pantaslah novel Bumi Cinta menjadi permulaan gaya menulis
novel yang baru di Indonesia.
Novel Bumi Cinta cocok
dibaca oleh semua kalangan, umur 16 tahun ke atas. Bahasa yang mudah
dipahami—ada catatan kaki—sehingga pembaca mudah mengerti isi cerita.
Ada satu kejanggalan penulis, yaitu:
“… Linor baik-baik saja, Mama”
“Ah kenapa masih juga
kau pakai nama itu. Mama lebih suka kau memakai nama Sofia” Dalam
cuplikan dialog antara Linor dengan Madame Ekaterina, Madame Ekaterina
lebih senang jika nama Sofia sebagai nama panggilan Linor. Akan tetapi,
terdengar janggal ketika Madame Ekaterina memanggil (anak angkatnya)
dengan nama panggilan Linor, bukan Sofia, seperti potongan dialog pada
halaman 395, yaitu “Anakku Linor, bukan salahmu kalau kau sangat tidak
menyukai orang Palestina. Tetapi Mama minta cobalah kau lihat baik-baik
perempuan yang ada di layar kaca itu….”
Penulis memilih “Bumi
Cinta” sebagai judul novel, mungkin karena penulis meletakkannya di
bagian akhir sub bab dan berkaitan dengan pelaku utama. “… Jika itu yang
terjadi ya Allah, maka syahidkan pula aku di jalan-Mu, agar aku kelak
bias berjumpa dengannya di Bumi Cinta-Mu yang sejati, yaitu syurga yang
Engkau sediakan bagi hamba-hamba-Mu yang beriman….”
0 komentar:
Posting Komentar